Persiapkan Bukan Abaikan
Tidak dapat dipungkiri karyawan di Indonesia termasuk yang paling telat mempersiapkan pensiunnya. Sebagian besar masih mengandalkan Jamsostek atau sejumlah dana yang diberikan oleh perusahaan tempat bekerja sebagai sumber dana pensiunnya kelak. Harus diakui perkembangan dana tersebut tidak menjamin cukup untuk masa pensiun nanti, mengapa? Karena yang tahu besaran kebutuhan dana pensiun kelak adalah kita sendiri bukan perusahaan tempat bekerja.
Pada tahap persiapan perlu diketahui berapa dana yang dibutuhkan pada saat pensiun nanti, beberapa klien kami ada yang menyebutkan kebutuhan dana pensiun berdasarkan kebutuhan biaya hidup perbulan, tapi ada juga yang menginginkan sejumlah dana tertentu pada saat dia pensiun nanti. Nah, secara umum terdapat dua pendekatan dalam menghitung kebutuhan dana pensiun kita.
- Pendekatan biaya hidup; yaitu kebutuhan dana pensiun dihitung dengan gambaran besaran biaya hidup yang dibutuhkan saat pensiun kelak.
- Pendekatan pengganti penghasilan; yaitu kebutuhan dana pensiun dihitung dengan gambaran besaran penghasilan yang diharapkan diperoleh kelak sebagai pengganti penghasilan pada saat ini.
Apapun pendekatan yang akan dipilih dalam menghitung besaran dana pensiun, yang perlu kita sadari adalah dana pensiun harus dipersiapkan, bukan diabaikan.
Setelah kita mengetahui berapa besaran dana yang dibutuhkan pada saat pensiun nanti, sekarang tibalah saatnya kita menentukan produk investasi apa yang pas untuk mempersiapkan dana pensiun tersebut. Ada tiga tahapan dalam memilih produk investasi yang tepat untuk dana pensiun yaitu sesuaikan dengan tujuan, perhatikan jangka waktu, dan memilih produk investasi.
Pada dasarnya memilih produk investasi haruslah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, dalam hal ini adalah mempersiapkan dana pensiun. Setelah mengetahui tujuan investasi maka selanjutnya adalah menyesuaikan dengan jangka waktu investasi.
Jangka waktu investasi untuk persiapan dana pensiun dapat dibagi menjadi tiga, yaitu jangka pendek dengan durasi investasi 1 sampai 5 tahun, jangka menengah durasi investasi 5 sampai 10 tahun, dan jangka panjang dengan durasi investasi lebih dari 10 tahun. Untuk menentukan jangka waktu investasi diukur dari berapa tahun lagi kita akan pensiun, misalnya saat ini berumur 30 tahun berarti masih tersisa 25 tahun lagi memasuki masa pensiun (usia pensiun adalah 55 tahun), sehingga jangka waktu investasi termasuk dalam kategori jangka panjang.
Produk investasi yang cocok untuk jangka pendek tentunya yang memiliki tingkat resiko yang rendah seperti deposito atau reksadana pasar uang. Sedangkan untuk produk investasi jangka menengah dapat memilih reksadana jenis pendapatan tetap atau campuran. Produk investasi untuk jangka panjang dapat memilih reksadana saham atau produk investasi dengan imbal hasil yang tinggi dalam jangka panjang.
Reksadana Alternatif Investasi…..
Reksadana atau seringkali disebut mutual fund (biasa disingkat MF) adalah alat investasi yang berupa wadah untuk mengumpulkan dana dari masyarakat (Anda dan saya) untuk dikelola oleh perusahaan profesional yaitu manajer investasi (MI) ke dalam produk-produk investasi. Kita membeli Reksadana dengan cara membeli unit penyertaan reksadana biasanya disebut dengan NAB.
Manfaat Reksa Dana
Reksa Dana memiliki beberapa manfaat yang menjadikannya sebagai salah satu alternatif investasi yang menarik antara lain:
- Dikelola oleh Manajer Investasi yang professional
Pengelolaan investasi suatu reksa dana dilakukan oleh Manajer Investasi yang memang mengkhususkan keahliannya dalam hal pengelolaan dana. Peran Manajer Investasi sangat penting mengingat seorang investor pada umumnya memiliki keterbatasan dapat melakukan riset, menganalisa harga efek, maupun mengakses informasi ke pasar modal secara langsung. Manajer Investasi yang Professional akan mengelola investasi sesuai dengan kebijakan dalam prospektus untuk mencapai hasil investasi yang optimal.
- Diversifikasi investasi
Diversifikasi atau penyebaran investasi bertujuan untuk mengurangi risiko. Dana yang ditempatkan pada reksa dana akan diinvestasikan pada berbagai jenis efek sehingga risikonya juga tersebar. Dengan kata lain, risikonya tidak sebesar jika seorang investor membeli satu atau dua jenis efek secara langsung.
- Manfaat perpajakan
Hasil investasi yang diterima dari hasil penjualan kembali reksa dana bukan merupakan objek pajak. Hal ini sesuai dengan Undang-undang No. 36 Pasal 4 (3) huruf i tentang Pajak Penghasilan (PPh) yang dikeluarkan pada tahun 2008.
- Likuiditas yang tinggi
Salah satu keunggulan berinvestasi di reksa dana adalah likuiditas, di mana setiap saat Investor dapat melakukan penjualan kembali unit penyertaannya sesuai dengan ketentuan prospektus. Manajer Investasi wajib membelinya kembali dan membayarkannya maksimal T+7 hari bursa pada kondisi normal sesuai dengan ketentuan prospektus.
- Transparansi informasi
Manajer Investasi wajib memberikan informasi atas perkembangan investasinya secara rutin sehingga pemegang Unit Penyertaan dapat memantau penempatan dana, kinerja dan risikonya. Manajer Investasi wajib mengumumkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) setiap hari di surat kabar serta menerbitkan laporan keuangan, prospektus, dan laporan bulanan (Fund Fact Sheet).
- Jumlah investasi yang terjangkau
Investasi di reksa dana tidak memerlukan jumlah dana yang besar. Dengan jumlah yang terjangkau, Anda sudah dapat berinvestasi sejak dini dan mendapatkan semua manfaat diatas.
Jenis-jenis Reksa Dana
1. Reksa Dana Pasar Uang
Reksa dana yang menempatkan 100% dananya pada instrumen pasar uang, seperti deposito, SBI (Sertifikat Bank Indonesia), atau Obligasi (surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan atau Pemerintah) yang memiliki jatuh tempo kurang dari 1 tahun.
Keunggulan:
- Bertujuan untuk investasi jangka pendek yang memberikan hasil yang stabil serta menjaga modal / nilai awal investasi
- Memiliki potensi keuntungan sedikit lebih tinggi dari deposito
- Bersifat likuid atau mudah dicairkan
- Tidak ada biaya pembelian dan penjualan
- Risiko relatif lebih kecil dibandingkan jenis reksa dana lainnya
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap
Reksa dana yang menempatkan minimum 80% dari dananya pada instrumen obligasi.
Keunggulan:
- Cocok untuk tujuan investasi jangka menengah
- Potensi hasil investasi yang diharapkan lebih tinggi dari deposito ataupun reksa dana pasar uang
- Beberapa reksa dana memiliki mekanisme pembagian keuntungan berupa uang tunai atau tambahan unit penyertaan yang dibagikan secara berkala
3. Reksa Dana Campuran
Reksa dana yang menempatkan dananya pada instrumen pasar uang atau obligasi, atau saham dengan komposisi yang fleksibel.
Keunggulan:
- Cocok untuk tujuan investasi jangka menengah sampai panjang
- Potensi hasil investasi yang diharapkan lebih tinggi dari reksa dana pendapatan tetap
- Memiliki fleksibilitas dalam alokasi aset sehingga memiliki keuntungan dalam setiap kondisi pasar.
4. Reksa Dana Saham
Reksa Dana yang menempatkan minimum 80% dari dananya pada instrumen saham.
Keunggulan:
- Cocok untuk tujuan investasi jangka panjang
- Potensi pertumbuhan nilai investasi yang paling tinggi, sejalan pertumbuhan pasar saham di Indonesia
5. Reksa Dana Terproteksi
Reksa dana yang menempatkan sebagian besar dananya pada instrumen obligasi sedemikian rupa dapat memberikan perlindungan atas nilai awal investasi pada saat jatuh temponya.
Risiko Investasi Reksa Dana
Reksa dana dapat memberikan keuntungan bagi investor apabila portofolio efek yang dikelola oleh Manajer Investasi memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Namun jika portofolio efek tersebut mengalami penurunan nilai maka reksa dana juga bisa mengalami kerugian. Untuk ini investor harus mengenal jenis risiko yang berpotensi timbul apabila membeli reksa dana.
- Risiko Pasar
Risiko berkurangnya nilai investasi akibat perubahan kondisi pasar (suku bunga, inflasi, krisis finansial, dll);
- Risiko Legal
Risiko perubahan peraturan yang berkaitan dengan reksa dana;
- Risiko Likuiditas
Risiko yang terjadi jika terjadi penarikan dana kelolaan secara sekaligus / bersamaan; dan
- Risiko Likuidasi
Risiko dibubarkannya reksa dana oleh otoritas pasar modal / Bapepam-LK bila nilai dana yang dikelola kurang dari jumlah minimum yang ditetapkan.
Contoh Perhitungan Reksadana
Pada umumnya keuntungan dari membeli reksa dana adalah selisih dari harga jual dan harga beli reksadana. Misal kita membeli reksadana X di harga Rp 1000 sebanyak 100 unit. Saat ini harga reksadana X di pasar adalah Rp 1100. Apabila kita melakukan penjualan reksadana X sebanyak 100 unit maka, keuntungan yang didapatkan adalah Rp (1100-1000) x 100 unit = 10.000.
Pertanyaan selanjutnya kalau harga jual di bawah harga beli? Ya tentu saja kita rugi. Misal saat ini harga jual reksadana X di pasar adalah Rp 950 per unit. Apabila kita menjual 100 unit maka kerugian kita adalah Rp (950-1000) x 100 unit = Rp 5000.
Biasanya orang-orang menyebut harga reksadana dengan sebutan NAB (nilai aktiva bersih) atau NAV (net asset value).
Disusun oleh: Faizal Ridwan Zamzany