(Dalam rangka menambah wawasan dan pelajaran serta pengalaman yang berharga bagi para calon pensiunan ataupun pensiunan, maka dalam laporan rutin tahunan kami menyajikan pengalam seorang pensiunan dari sebuah Dana Pensiun dimana penulis melakukan study banding.  Tentu penulisan ini tidak runut/urut seperti apa yang dituturkan oleh pensiunan tersebut dan nama yang dipergunakan juga bukan nama yang bersangkutan, tetapi kami sesuaikan dengan sikap dan ketabahan serta kesabaran dari beliau, tabar = tabah dan sabar.  Mudah-mudahan dapat berguna bagi para peserta DP UHAMKA yang akan memasuki usia pensiun). 

Pendahuluan 

Dana Pensiun adalah lembaga Badan Hukum yang menyelenggarakan/mengelola program pensiun karyawan dari institusi pemberi kerja berdasarkan UU No. 11 Tahun 1992.  Filosofi program pensiun manfaat pasti adalah pendapatan yang berkesinambungan pada saat pekerja memasuki masa pensiun dilanjutkan kepada janda/duda serta anak-anak sesuai ketentuan perundangan yang berlaku. 

Namun  demikian ada kebijakan Menteri Keuangan pada batas tertentu manfaat pensiun bisa diambil secara sekaligus bila diatur pada peraturan dana pensiun yang bersangkutan.  Tulisan di bawah ini adalah kisah nyata yang patut direnungkan para pensiunan.

Hikmah dibalik Suatu Kesusahan 

Yang Maha Kuasa telah menetapkan keputusan memanggil suami saya menghadap-Nya, akibatnya saya harus mulai memikirkan kelangsungan ekonomi rumah tangga yang selama ini saya jalani bersama suami. 

Sewaktu almarhum masih bertugas, kami tinggal beserta anak-anak di luar kota suami berdinas, yaitu menempati rumah famili yang penuh perhatian terhadap kami.  Tidaklah merisaukan karena famili sangat memperhatikan demi pendidikan dan masa depan anak-anak.  Lalu bagaimana untuk biaya pendidikan anak-anak, tentu tidaklah pantas apabila dibebankan pada orang lain.  Mengingat saat itu sangat diperlukan untuk biaya si sulung yang perlu biaya banyak setelah tamat SMA, tanpa pikir panjang saya mengajukan untuk diperkenankan menerima pensiun sekaligus. 

Beberapa kali diurus dan mengunjungi kantor Dana Pensiun dimana suami bekerja, tetapi tidak berhasil.  Hanya dapat diterima 20% dan sisanya bulanan sebesar Rp 980.000,-  Disamping berusaha untuk mendapatkan penerimaan pensiun sekaligus, kami pun tiap-tiap malam Shalat Tahajut untuk meminta perlindungan dan rahmat serta hidayah Allah SWT. 

Kalau sudah diusahakan dengan sungguh dengan berbagai argumen terlihat sulit berhasil, sudah saatnya menyadari, tentu akan ada hikmah dibalik kesulitan itu.   Akhirnya dengan bersabar dan qona’ah menerima apa yang Allah berikan, berserah diri kepada yang memberi ujian, segalanya dikembalikan kepada-Nya Yang Maha Menentukan seluruh isi alam ini. 

Sebuah Kejutan 

Rupanya sewaktu almarhum bekerja, ada penerimaan tunjangan dan uang lembur di luar gaji rutin, yang saya tidak ketahui, beliau simpan di sebuah bank dekat kantor. 

Dengan tabungan ini dan uang yang bisa saya terima sebesar 20% dari nilai pensiun sekaligus cukup untuk membiayai sekolah si sulung dan juga adiknya.  Demikian hari berjalan terus, tiap-tiap bulan saya menerima pensiun melalui transfer dari kantor Dana Pensiun pada tabungan saya pada bank dekat tempat tinggal, semua berjalan lancar. 

Sesal itu Ternyata Berbuah Banyak 

Dengan ditolaknya permohonan penerimaan pensiun sekaligus pada tahun suami wafat, hikmahnya terasa hingga sekarang antara lain: 

  1. Hubungan yang tidak terputus dengan keluarga besar dari perusahaan suami bekerja. 
  2. Sering diundang untuk suatu acara resepsi pada Hari Ulang Tahun, perayaan/acara perusahaan dan kadang-kadang kiriman transfer khusus melalui bank dan hari lebaran tak lupa ada bingkisan. 
  3. Setelah lebih 10 tahun menerima pensiunan dan anak-anak sudah dewasa, malah sudah memberi 3 cucu yang manis-manis ternyata uang pensiun bulanan kami naik menjadi Rp 2.590.000,- tentunya Manajemen Dana Pensiun diselenggarakan secara baik serta adanya komitmen dari Pemberi Kerja yang mendukung.  Sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan.  Rasanya saya hampir tidak percaya akan hal tersebut, tapi itulah kenyataan. 

Doa Makbul 

Kesibukan untuk mengisi waktu tidak hanya pada kegiatan majelis ta’lim dan membantu kepengurusan RT/RW, tetapi juga diisi dengan usaha-usaha makanan/kue-kue dan bersama anak yang sudah mulai bekerja, masih tinggal di rumah saudara. 

Tiada putus rahmat dari Allah pada hamba-Nya yang senantiasa berdo’a dan berusaha, Alhamdulillah sekarang saya dapat menghuni sebuah rumah sendiri di kawasan perumahan, walaupun sederhana rasanya nikmat. 

Di samping membantu tugas pengurus RT dan mengikuti wirid-wirid pengajian, tidaklah ada waktu yang kosong di usia manula untuk mengisi kegiatan, menanam di kebun, menyiram bunga dan bermain dengan tiga orang cucu yang lucu-lucu dan manis-manis dari dua orang menantu. 

(Disarikan oleh: Sumaryono Rahardjo/Dewas DP UHAMKA).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *